Trending

Mengenal Tanaman Seledri (Apium Graveolens) - Taksonomi, Morfologi, Jenis-Jenis, Habitat, Cara Tanam dan Manfaatnya

 

Sumber : foto pribadi Dono Setiawan

Jakarta - Siapa yang tidak tahu tumbuhan atau tanaman seledri ? Tumbuhan yang biasanya disebut daup sop oleh ibu – ibu atau masyarakat sekitar yang sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Tanaman seledri biasanya dibuat bumbu masakan ibu – ibu atau para kuliner yang aromanya menggoda, cukup digunakan 1 atau 2 batang seledri saja sudah wangi aromanya yang khas sudah terasa. Apalagi disajikan dengan panas – panas menambah selera makan dengan menu yang disajikan dalam bentuk berkuah atau disebut dengan di sop atau kuah sop, itu sudah tidak asing lagi kita dengar di telinga kita.

Seledri (Apium graveolens) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dapur. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sop atau dibuat lalapan. Menurut informasi penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa, seledri juga merupakan tanaman atau jenis yang berbentuk rumput. Daunnya mempunyai aroma harum yang spesifik. Daun tanaman seledri menjari, melekuk-lekuk dan tidak teratur, serta memiliki tangkai yang panjang. Jika di indonesia daerah Sunda terkenal terkenal dengan nama saladri dan di Jawa terkenal dengan nama seledri.

Taksonomi

Adapun taksonomi klasifikasi ilmiah dari seledri (Apium graveolens) yang perlu kita ketahui adalah :

Kingdom                     : Plantae

Sub kingdom               : Viridiplantae

Divisi                           : Spermatophyta / Tracheophyta

Sub Divisi                   : Angiospermae

Kelas                           : Magnoliopsida / Dicotyledonae

Ordo                            : Apiales

Famili                          : Apiaceae

Genus                          : Apium

Spesies                        : Apium graveolens

 

Morfologi

Dari ciri fisik yang dimiliki tanaman seledri, tanaman ini termasuk tanaman dikotil (biji berkeping dua) dan merupakan tanaman setahun atau dua tahun, yang berbentuk rumput atau semak. Tanaman seledri tidak bercabang, susunan morfologi tanaman seledri dapat dibagi menjadi lima bagian utama, yaitu akar, batang, daun, bunga, dan juga buahnya.

 1. Akar Seledri

Akar tanaman seledri mempunyai akar tunggang dan memiliki serabut akar atau akar serabut  yang menyebar kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang dan akar. Kemudia akarnya dapat menembus tanah sampai kedalaman  sekirta 30 cm, lama kelamaan menjadi lebat atau rimbun dan akarnya berwarna putih kotor namun tetap bersih terlihat.

 2. Batang Seledri

 

Sumber : foto pribadi Dono Setiawan

Batang dari tanaman seledri bentuknya tidak berkayu, beralus, beruas, bercabang, tegak, dan warnanya hijau pucat. Batang dari daun seledri biasanya tinggi kurang dari 1 meter, serta bentuknya bersegi dan terlihat beralur. Batang seledri juga tidak berambut, untuk cabangnya bisa berjumlah banyak dan memiliki warna hijau.

 2. Daun Seledri

 

Sumber : foto pribadi Dono Setiawan

Daun seledri mempunyai bentuk menyirip ganjil yang disebut juga daun majemuk, dan memiliki anak daun sekitar 3 – 8 helai. Anak daun memiliki tangkai yang panjangnya sekitar 1 – 2 cm. Sedangkan untuk tangkai daun berwarna hijau keputih-putihan dan untuk helaian daun terlihat tipis serta rapat. Selanjutnya pada pangkal dan ujung daun seledri ini meruncing yang mana bagian tepi daun beringgit. Panjang daun seledri ini kurang lebih sekitar 2 – 7,5 cm dengan lebar sekitar 2 – 5 cm. Untuk pertulangan daun seledri ini menyirip, daun terlihat berwarna hijau muda sampai hijau tua.  Menarik bukan tanaman seledri ini ? yuk simak selanjutnya tentang tanaman ini.

 3. Bunga Seledri

Sumber : google.kembang-seledri

Jika diteliti, didalam satu bunga yang tumbuh dari tanaman seledri  ini ada yang isinya tunggal, dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang tersembunyi, daun bunga putih kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang bengkok. Bunga dari tanaman seledri ini disebut dengn bunga majemuk yang bentuknya sangat menyerupai payung. Bunganya berjumlah sekitar  8 – 12 buah kecil-kecil dan mempunyai warna putih, dan biasanya tumbuh pada bagian pucuk tanaman yang sudah tua. Di setiap ketiak daun tanaman ini, bisa juga tumbuh sekitar 3 – 8 bunga, dan pada ujung dari tangkai bunga ini akan membentuk bulatan. Sedangkan bunga betina majemuk yang jelas,tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai bunga. Selanjutnya tirai bunga tanaman seledri tidak bertangkai atau dengan tangkai bunga tidak lebih dari 2 cm panjangnya.

4. Buah Seledri

Terkait tentang seledri, tanaman ini setelah bunga tersebut dibuahi, maka bulatan kecil yang berwarna hijau tersebut akan terbentuk sebagai buah muda. Kemudian akan berubah warna menjadi warna cokelat muda setelah tanaman tua. Buah dari tanaman seledri ini berbentuk seperti bulatan kecil hijau sebagai buah muda, dan warna cokelat muda sebagai buah yang tua.

Kandungan Kimia Seledri

Ternyata tanaman herbal seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin, dan umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite, asparagine, glutamine, choline, linamarose, pro vitamin A, vitamin C, dan B. Sedangkan kandungan keasamannya dalam minyak atsiri pada biji antara lain asam-asam resin, asam-asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat. Senyawa kumarin lain ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol, dan isopimpinelin (menurut para ahli Sudarsono dkk., 1996).

Habitat dan Kandungan Gizi Seledri

Perkembangan dalam habitat ini asalnya dari Eropa Selatan, sekarang tamanan selesri sudah mudah ditemukan dimana-mana banyak ditanam orang untuk diambil daun, akar, dan buahnya. Untuk kandungan gizi dari seledri tersebut, dapat dicontohkan dalam 100 gram seledri, yang terkandung nutrisinya adalah :

-          Air                                     : 93 gram

-          Protein                               : 1 gram

-          Lemak                               : 0.1 gram

-          Karbohidrat                       : 4.6 gram

-          Serat                                  : 2 gram

-          Kalsium                             : 50 miligram (mg)

-          Fosfor                                : 40 mg

-          Zat besi                              : 1 mg

-          Natrium                             : 64 mg

-          Kalium                              : 258.8 mg

-          Tembaga                            : 0.08 mg

-          Seng                                  : 0.4 mg

-          Beta-karoten                     : 63 mikrogram (mcg)

-          Karoten total                     : 130 mcg

-          Thiamin (Vitamin B1)      : 0.03 mg

-          Riboflavin (Vitamin B2)   : 0.07 mg

-          Niasin (Niacin)                  : 0.4 mg

-          Vitamin C                         : 11 mg

 

Jenis – Jenis Seledri

Ternyata ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan, diantaranya sebagai berikut :

1.     Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens Kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.

2.     Seledri tangkai (A. graveolens Kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.

3.     Seledri umbi (A. graveolens Kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.

Sumber : Foto Pribadi Dono Setiawan

Budidaya Seledri

Sumber : Foto Pribadi Dono Setiawan













Tanaman seledri dapat ditanam baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (pegunungan) terutama di daerah yang berhawa sejuk (dingin) dan lembab. Dalam menanam seledri tanahnya banyak mengandung humus (subur), gembur, serta mengandung garam dan mineral, selain itu pH tanahnya 5,5 – 5,6. Tanah yang agak kering disukai jenis seledri daun. Oleh karena itu, seledri daun lebih baik bila ditanam di akhir musim hujan. Tanah yang mengandung pasir  atau kerikil dan banyak airnya, tetapi tidak menggenang lebih disukai seledri potong. akan tetapi, tanah yang mengandung lumpur sebaiknya tidak ditanami seledri.

Kemudian tanah yang mengandung garam natrium dan kalsiu serta unsur boron lebih  disukai tanaman seledri. Jika tanahnya kekurangan natrium, tanaman menjadi kerdil. Oleh karena itu, tanaman seledri perlu diberi garam dapur (NaCL) sebanyak 600kg/ha. Jika tanaman kekurangan kalsium, kuncup daun seledri menjadi kering. Jika kekurangan unsur boron, batang dan tangkainya  menjadi retak retak

1.      Cara tanam


Sumber : foto pribadi Dono Setiawan

Disini kita contohkan tanaman seledri dikembangbiakkan dengan bijinya dengan menggunakan polibek sederhana. Jika penanaman di lahan yang luas, misalnya  penanaman seluas satu hektar diperlukan 200 -25-g biji untuk peterseli. Menurut teori, satu hektar hanya diperlukan 100-150 g biji seledri atau 500g peterseli dengan daya kecambah 75. Kita kondisikan saja untuk penanaman dari lahan luas dipindahkan di dalam polibek. Biji-biji seledri ini biasanya disemaikan terlebih dahulu. Tempat biji disemaikan diberi pupuk kandang yang telah matang. Biji akan tumbuh setelah kira kira tiga minggu kemudian. Sebelum benih ditanam, tanah yang akan ditanami disiapkan terlebih dahulu. Ketika sudah tumbuh sudah 2atau 3 batang dalam setiap 1 rumpun, bibit yang telah berumur satu bulan dipindahkan ke polibek yang sudah disiapkan. Setelah tanaman berumur 1,5 bulan sejak semai atau 0,5 bulan di polibek (biji berakar), tanaman diberi pupuk buatan. Pupuk buatan berupa campuran urea dan KCL dengan perbandingan 3:2 sebanyak 3g tiap tanaman (150kg urea dan 100kg KCL tiap hektar). Pupuk buatan ini diberikan disekitar tanaman sejauh 5cm dari batangnya bersamaan dengan penyiangan. Garam dapur dapat pula ditambahkan dalam jumlah kceil (50kg/ha) untuk mendorong pertumbuhannya menjadi hijau. Lakukan secara rutin ya agar tanaman seledri tumbuh subur.

2.      Pemeliharaan



   Sumber : foto pribadi Dono Setiawan

Cara pemeliharaan tanaman seledri yang penting dengan memberantas hama dan penyakit tanaman. Hama yang sering menyerang adalah kutu daun. Kutu daun berfungsi sebagai vektor untuk menyebarkan penyakit virus mosaik (blorok) dan dapat merusak daun. Hama tersebut diberantas dengan seprotan Kelthane 0,2. Selain itu, sering muncul cendawan yang dapat menyebabkan penyakit, seperti cendawan Cercospora apil menyebabkan penyakit cacar cokelat kuning. Penyakit tersebut menyerang tanaman di persemaian. Adapun cendawan Septoria apil var. graveolentis menyebabkan penyakit cacar hitam.  Penyakit tersebut menyerang tanaman dewasa pada saat di kebun. Pemberantasan penyakit yang disebabkan cendawan dapat digunakan fungsida Benlate 0,1 – 0,3 atau Dithane M-45 0,2.

Masa Panen

Sumber : Foto Pribadi Dono Setiawan

Sumber : Foto Pribadi Dono Setiawan


Tanaman seledri dapat dipanen hasilnya setelah berumur angara 2-3 bulan dari waktu sebar. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman untuk seledri daun, memotong tanamannya pada pangkal batangnya untuk seledri pohon, atau hanya memetik daun daunnya untuk dipanen lagi setelah satu bulan. Tanaman yang terawat dengan baik dapat menghasilkan 5-6 ton/ha. Hasil tanaman seledri tersebut pemasarannya masa terbatas untuk pasar lokal. Jika dikondisiak dalam polibek, seledri tetap mendapatkan hasil yang maksimal berdasarkan tingkat kesuburan seledri tersebut.


Manfaat Seledri

1. Anti Inflamasi

Manfaat dari tanaman daun seledri diketahui mengandung zat polysaccharides dan juga sebagai antioksidan. Kedua dari zat tersebut sangat bermanfaat sebagai anti inflamasi yang diakibatkan oleh kerusakan elemen tubuh. Inflamasi ini sangat merusak bagi tubuh karena bisa mengakibatkan penyakit yang berbahaya seperti halnya penyakit jantung, kanker dan juga arthritis.

2. Turunnya Kolestrol

Tanaman seledri juga bisa menurunkan tingginya kadar kolestrol dalam tubuh maka konsumsilah daun seledri secara rutin untuk setiap hari. Seledri ini diketahui mengandung sebuah elemen sangat unik yang disebut 3-n-butylphthalide (BuPh). Elemen ini sangat berguna sebagai penurun dari kadar lemak dan juga pengontrol untuk kesehatan jantung. Mengonsumsi berbagai suplemen dari bahan seledri juga bisa menurunkan kolestrol lipoprotein, dan jumlah kolestrol serta konsentrat triglyceride dalam tubuh.

3. Cegah Hipertensi

Manfaat lain adalah bisa mencegah hipertensi, yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu dari penyebab penyakit jantung koroner. Maka konsumsilah seledri secara rutin, Karena ekstrak dari biji seledri ini sangat terbukti mempunyai manfaat buat anti-hipertensi yang bisa membantu untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Selain bisa menurunkan tekanan darah, maka seledri ini juga mampu untuk mengontrol tekanan darah.

4. Ginjal Menjadi Sehat

Selanjutnya tanaman seledri ini mampu untuk membersihkan liver secara alami. Kandungan vitamin C, B, A dan juga zat besi tumbuhan seledri ini sangat tinggi sehingga sangat cocok untuk perlindungan organ ginjal dan juga liver. Jika mengkonsumsi seledri secara rutin maka juga terbukti bisa membantu melindungi ginjal, mencegah dari penyakit liver dan juga bisa membersihkan racun di tubuh.

Itulah artikel tentang tanaman seledri yang sering kita temui dan kita lihat dalam kehidupan sehari – hari. Menarik bukan keistimewaan seledri ? Siapapun akan tertarik dan akan menyita perhatian publik mengenai tanaman seledri tersebut. Beruntung kita bisa menanamnya, merawatnya, menyiramnya, bahkan memilikinya. Bagaimanapun tanaman seledri ini tidak lepas dari dampak baiknya dalam kehidupan dan lingkungan itu sendiri. Teruslah cintai, lindungi, dan lestarikan tanaman yang ada disekitar kita. Sayangi mereka seperti kita menyayangi diri sendiri, ingat jangan sampai punah ya. Semoga bermanfaat sajian artikel singkat ini.

Kundur Karimun KEPRI, 04 Juli 2022

 

Peulis : Dono Setiawan

Sumber :

1.      https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=225

2.      https://id.wikipedia.org/wiki/Seledri

3.      https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-seledri/

4.      https://www.tribunnewswiki.com/2021/07/07/seledri-apium-graveolens

5.      https://b-pikiran.cekkembali.com/seledri/

1 Komentar

  1. iits a good article about selederi, lets check this out to know more https://unair.ac.id/review-tentang-aspek-farmakologis-dan-kesehatan-dari-apium-graveolens-atau-seledri-pembaruan/

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak