KUBIS MERAH (Brassica oleracea L) – Taksonomi, Morfologi, Ekologi, Budidaya, dan Manfaatnya

Sumber : orami.co.id

Jakarta – Kubis (Brassica oleracea L) merupakan jenis tanaman yang berumur semusim atau dua musim. Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya segera bercabang dan memiliki banyak akar serabut. kubis merupakan sayuran ekonomis dan serbaguna yang mudah ditemukan dan memberikan nilai gizi yang sangat besar. Kubis kaya akan fitonutrien dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B, dan C. Ini semua adalah antioksidan alami, yang membantu mencegah kanker dan penyakit jantung, mencegah radikal bebas dan lain sebagainya (Cahyono, 2002).

A. Taksonomi

Kubis (Brassica oleracea L) merupakan sayuran daun yang berumur semusim dan termasuk dalam famili Cruciferae (Brassicaceae). Kubis merah dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut (Simpson, 2006) :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Papavorales

Famili : Cruciferae (Brassicaceae)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleracea L.

B. Morfologi

Sumber : istockphoto.com

Morfologi kubis merah diantaranya sebagai berikut: Kepala kubis paling tepat digambarkan sebagai tunas akhir tunggal yang besar, yang terdiri atas daun yang saling tumpang tindih secara ketat, yang menempel dan melengkapi batang pendek tidak bercabang. Tinggi tanaman umumnya berkisar 40-60 cm. Pertumbuhan daun memanjang dan tiarap. Daun berikutnya secara progresif lebih pendek, lebih lebar, lebih tegak, dan mulai menindih daun yang lebih muda. Bersamaan dengan pertumbuhan daun, batang juga lambat lahun juga akan memanjang dan membesar pertumbuhan kepala bagian dalam yang terus berlangsung hinnga melewati fase matang (keras) dapat menyebabkan pecahnya kepala. Variabel komoditas yang penting adalah ukuran kepala, kerapatan, bentuk, warna, dan periode kematangan. Bentuk kepala berkisar elips meruncing hingga gepeng, dengan bentuk yang paling disukai adalah bundar atau hampir bundar, warna daun beragam mulai dari hijau muda hinga hijau-biru tua dan juga ungu kemerahan dengan tekstur daun licin atau kusut (Rubatzky et al.,1998).

Menurut Sunarjono (2011), kubis atau kol sebenarnya merupakan tanaman semusim. Tanaman kubis berbentuk batang pendek dan beruas-ruas, sebagai bekas tempat duduk daun. Tanaman ini berakar tungang dengan akar sampingnya sedikit ketepi dangkal. Daunya lebar berbentuk bulat telur. Bunga tersusun dalam tandan dengan mahkota bungga berwarna kuning spesifik, buahnya bulat panjang menyerupai polong, polong muda berwarna hijau, setelah tua warnanya kecoklatan dan mudah pecah bijinya berbentuk bulat kecil dan berwarna kecoklatan. Biji yang banyak tersebut menempel pada diding bilik tengah polong.Menurut Sunarjono (2011), kubis atau kol sebenarnya merupakan tanaman semusim. Tanaman kubis berbentuk batang pendek dan beruas-ruas, sebagai bekas tempat duduk daun. Tanaman ini berakar tungang dengan akar sampingnya sedikit ketepi dangkal. Daunya lebar berbentuk bulat telur. Bunga tersusun dalam tandan dengan mahkota bungga berwarna kuning spesifik, buahnya bulat panjang menyerupai polong, polong muda berwarna hijau, setelah tua warnanya kecoklatan dan mudah pecah bijinya berbentuk bulat kecil dan berwarna kecoklatan. Biji yang banyak tersebut menempel pada diding bilik tengah polong.

C. Ekologi

Tanaman kubis merupakan tanaman dataran tinggi, tumbuh baik pada ketinggian tempat lebih dari 750 mdpl (meter di atas permukaan laut). Namun demikian sekarang sudah banyak kubis yang ditanam di dataran yang lebih rendah. Kubis toleran terhadap beberapa jenis tanah dengan PH netral, tetapi pada tanah yang masam, kubis mampu tumbuh dengan baik. Kubis termasuk tanaman dwimusim, namun dapat juga ditanam sebagai tanaman semusim (Ashari, 1995). 

Menurut Sarjono (2011), syarat yang paling penting untuk dipenuhi supaya kubis tumbuh dengan baik, yaitu tanahnya gembur mengandung bahan organik, suhu udara yang lembab dan rendah. Pada umumnya pada dataran rendah dan bersuhu tinggi tanaman kubis sulit untuk membentuk krop (telur) atau bunga syarat lainya adalah pH antara 6-7 karena ada salah satu jenis kubis, yaitu kubis bunga yang sangat peka terhadap pH rendah. Waktu tanam kubis yang paling baik ialah pada awal musim hujan atau awal musim kemarau.

D. Budidaya

    1. Pengolahan Tanah

Menurut Suwandi et al., (1993) Selanjutnya kemasaman tanah (pH) diperiksa. Jika kemasaman tanah ≤ 5,5; dilakukan pengapuran dahulu dengan Dolomit sebanyak kira-kira 2 t/ha. Kapur diaduk rata dengan tanah dan dibiarkan minimum dua minggu sebelum penanaman. Tujuannya adalah untuk menekan perkembangan penyakit akar bengkak (P. brassicae). Setelah kira-kira tiga sampai empat minggu, dibuat garisan dangkal sedalam ± 10 cm sesuai dengan jarak tanam antar baris (biasanya 70 cm). Selanjutnya dibuat lubang tanam dengan jarak sesuai dengan yang diinginkan (umumnya 50 cm).

    2. Persemaian

Tempat persemaian berbentuk persegi panjang dan menghadap kearah Timur-Barat supaya bibit kubis di persemaian mendapat banyak sinar matahari pagi (Suwandi et al., 1993). Untuk media tumbuh persemaian digunakan campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) yang halus serta matang dengan perbandingan 1:1 yang telah dibersikan terlebih dahulu dari sisa-sisa gulma atau kotoran yang ada pada tanah. Benih yang telah disebar ditutup tipis dengan media persemaian, kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung plastik yang bersih. Setelah tiga sampai empat hari benih berkecambah, penutup (daun pisang atau karung plastik) dibuka sampai berumur tujuh hari hingga terbentuk lembaga. Selain itu bibit dipindahkan satu per satu pada bumbungan daun pisang dengan media yang sama dan dipelihara di persemaian sampai berumur kira-kira tiga sampai empat minggu dan siap ditanam di lapangan. Selama di persemaian, bibit kubis dipelihara secara instensif, seperti penyiraman menggunakan hendsprayer tiap hari dan pengendalian OPT (Suwandi et al., 1993). Hal ini dilakukan karena bibit yang sehat selama di persemaian turut menentukan keberhasilan pertanaman kubis di lapangan.

    3. Penanaman

Bibit kubis yang telah berumur tiga sampai empat minggu memiliki empat sampai lima daun dan siap untuk ditanam di lapangan. Penanaman bibit kubis yang tua (umurnya lebih dari enam minggu) akan mengakibatkan penurunan hasil panen kubis, karena ukuran krop kecil dan ringan bobotnya. Ukuran krop kubis yang dihasilkan juga tergantung pada varietas kubis yang ditanam dan jarak tanam yang digunakan dalam barisan. Jarak tanam tergantung pada ukuran/berat krop yang dikehendaki sebagai berikut (Suwandi et al., 1993): Bibit kubis yang telah berumur tiga sampai empat minggu memiliki empat sampai lima daun dan siap untuk ditanam di lapangan. Penanaman bibit kubis yang tua (umurnya lebih dari enam minggu) akan mengakibatkan penurunan hasil panen kubis, karena ukuran krop kecil dan ringan bobotnya. Ukuran krop kubis yang dihasilkan juga tergantung pada varietas kubis yang ditanam dan jarak tanam yang digunakan dalam barisan. Jarak tanam tergantung pada ukuran/berat krop yang dikehendaki sebagai berikut (Suwandi et al., 1993): 

(1) Jarak tanam 70 cm (antar barisan) x 50 cm (dalam barisan) : ukuran/berat krop ± 2 kg/tanaman.

(2) Jarak tanam 60 cm x 40 cm : ukuran/berat krop ± 1 kg/tanaman. Jarak tanam ini umumnya ditentukan untuk tujuan komersial.

    4. Pemeliharaan

a) Penyiraman

Setelah bibit kubis ditanam di lapangan perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan tiap hari kira-kira sampai umur dua minggu, khususnya di musim kemarau. Penyiraman akan jarang dilakukan dan dihentikan setelah kubis tumbuh normal, kira-kira berumur tiga minggu. Drainase perlu dijaga dengan baik. Drainase yang jelek atau pertanaman kubis yang terendam air akan mengakibatkan banyak tanaman terserang OPT, yaitu penyakit layu atau busuk (Suwandi et al., 1993).

b) Penyulaman

Dilakukan pada tanaman rusak (tidak sehat) atau yang sudah mati, penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 MST (Susila, 2006).Dilakukan pada tanaman rusak (tidak sehat) atau yang sudah mati, penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 MST (Susila, 2006).

c) Pendagiran

Pendangiran harus dilakukan dengan hati-hati, dan tak perlu terlalu dalam karna bisa merusak akar. Pada saat pendangiran bisa langung dilakukan penyiangan terhadap tumbuhan ata rumput-rumpur liar (Susila, 2006).

d) Pemupukan

Kubis merupakan tanaman sayuran yang dianggap peka terhadap kondisi kesuburan tanah dan pemberian pupuk. Pada tanah-tanah yang masam, pada daun-daun kubis cepat terjadi bercak klorosis yang merupakan gejala kekurangan Magnesium. Untuk mengatasinya perlu dilakukan pengapuran tanah dengan Dolomit atau Kaptan sampai pH sekitar 6,5. Penggunaan pupuk organik pada penanaman kubis dapat memperbaiki produktivitas tanah dan tanaman kubis. Pupuk organik yang akan digunakan harus yang sudah matang, Jenis dan dosis penggunaan pupuk organik untuk tanaman kubis adalah pupuk kandang sapi sebanyak 30 t/ha yang setara dengan pupuk kandang domba sebanyak 19 t/ha atau kompos jerami padi 18 t/ha (Suwandi et al., 1993). Pupuk kandang sapi ditempatkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan (± 1 kg/lubang tanam).

Tanaman kubis memerlukan unsur N, P, dan K, yang perlu diberikan secara berimbang supaya diperoleh hasil kubis yang optimal. Pemberian pupuk N yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tanaman kubis rentan terhadap serangan OPT. Potensi hasil panen kubis selain dipengaruhi oleh dosis pemupukan fosfat (P), juga sangat dipengaruhi oleh macam sumber pupuk N yang diberikan. Penggunaan kombinasi pupuk N yang berasal dari Urea dan ZA (masing-masing setengah dosis) dapat meningkatkan hasil panen (Suwandi et al.,. 1993).Tanaman kubis memerlukan unsur N, P, dan K, yang perlu diberikan secara berimbang supaya diperoleh hasil kubis yang optimal. Pemberian pupuk N yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tanaman kubis rentan terhadap serangan OPT. Potensi hasil panen kubis selain dipengaruhi oleh dosis pemupukan fosfat (P), juga sangat dipengaruhi oleh macam sumber pupuk N yang diberikan. Penggunaan kombinasi pupuk N yang berasal dari Urea dan ZA (masing-masing setengah dosis) dapat meningkatkan hasil panen (Suwandi et al.,. 1993).

E. Manfaat

Tanaman kubis merah (Brassica oleracea L) biasanya di tanam dataran tinggi. Namun, banyak juga ditanam di daerah sejuk hingga dataran rendah. Kubis merah mempunyai warna ungu kemerahan dikarenakan mengandung pigmen warna antosianin. Antosianin merupakan pigmen warna alami pada tumbuhan yang dapat mengeluarkan warna merah, ungu, dan biru Hal ini yang membedakan dengan kubis lain karena kandungan antosianin dalam kubis merah dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan, perlindungan dari kanker, anti aging, antidiabetes, dan penyakit alzheimer  Kubis merah mengandung serat tinggi yang sangat baik untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan seperti  jantung koroner, stroke, hipertensi, diabetes, obesitas, dan penyakit pencernaan . Selain serat, kubis merah juga mengandung kalium tinggi yang berfungsi untuk memperbaiki fungsi ginjal, jantung, otot, dan syaraf. 

 

Penulis: Nabela Eka Nafiq | Editor: Woroayu Fitrianingrum



DAFTAR PUSTAKA

Cahyono. 2002. Budidaya Tanaman Kubis Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ekawati, R., Saputri, L. H., Kusumawati, A., Paonganan, L., & Ingesti, P. S. V. R. (2021). Optimalisasi Lahan Pekarangan dengan Budidaya Tanaman Sayuran sebagai Salah Satu Alternatif dalam Mencapai Strategi Kemandirian Pangan. PRIMA: Journal of Community Empowering and Services, 5(1), 19-28.

Nurrosyidah, S. (2019). Pengembangan Indikator Alami Kubis Merah (Brassica Oleracea Var Capitata L. Forma Rubra L.) Untuk Mendeteksi Kesegaran Buah Semangka Potong.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak