Trending

Duku (Lansium domesticum) - Morfologi, taksonomi, jenis-jenis, dan manfaatnya

Penulis
Jessico Hendrick Sermatang
Sumber gambar: www.pertanianku.com 


        Jakarta - Pohon duku merupakan tumbuhan khas wilayah tropis. Duku juga dikenal sebagai duku, kokosan, langsat (Indonesia); duku, langsak, (Burmese); (Langsat, duku (English); Filipino lanzone, lanzon, lansones, lansone buahan (Filipino); langseh, langsep, lansa (Malaysa); duku, longkong, langsa (Thailand); dan bòn-bon (Vietnam). Tumbuhan ini memiliki penyebaran yang cukup luas di wilayah Asia (Lim, 2012 dalam Hanum dkk, 2013). Adanya variasi pada morfologi dari pohon, daun dan buah duku ini menyebabkan terjadinya penamaan yang berbeda-beda di beberapa negara serta beberapa ahli juga menempatkan status taksonomi tumbuhan ini ke dalam jenis yang berbeda (Hanum dkk, 2013).

Taksonomi Duku
Dalam hirarkhi taksonomi formal, infraspesies merupakan kategori di bawah spesies. Radford (1986) dalam (Hanum dkk, 2013). menyebutkan dalam penentuan status taksonomi pada kategori infraspesies akan banyak menemukan variasi pada ukuran dibandingkan pada bentuk dan struktur. Penempatan duku, kokosan, dan langsat pada kategori infraspesies menunjukkan ada dua pendapat yaitu menempatkankan pada kategori varietas dan group (Hanum dkk, 2013). Berikut dibawah ini adalah klasifikasi dari duku :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Lansium
Spesies : Lansium domesticum


Morfologi Duku
        Morfologi duku L. domesticum adalah bentuk luar dari tanaman duku. Berikut dibawah ini adalah bagian-bagian morfologi antara lain (P2k Ukris, 2022) :

a)  Pohon
Pohon yang berukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30 m dan gemang hingga 75 cm. Batang biasanya beralur-alur dalam tak teratur, dengan banir (akar papan) yang pipih menonjol di atas tanah. Pepagan (kulit kayu) berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan jingga, benar isinya getah kental berwarna susu yang lengket (resin).

b)  Daun
Daun majemuk menyirip jarang benar, gundul atau berbulu halus, dengan 6–9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) mencapai lonjong, 9-21 cm × 5-10 cm, mengkilap di sisi atas, seperti jangat, dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 mm.

c)  Bunga
Bunga terletak dalam tandan yang muncul pada batang atau cabang yang luhur, menggantung, sendiri atau dalam berkas 2–5 tandan atau bertambah, kerap bercabang pada pangkalnya, 10–30 cm panjangnya, berambut. Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak memiliki bentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2-3 mm × 4-5 mm, putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2 mm, kepala-kepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.

d)  Buah
Buah  yang memiliki bentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4(-7) cm × 1,5-5 cm, dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok. Kulit (dinding) buah tipis hingga tebal (kira-kira 6 mm). Berbiji 1–3, pipih, hijau, terasa pahit; biji terbungkus oleh salut biji (arilus) yang putih bening dan tebal, berair, manis hingga masam. Kultivar-kultivar yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak dijadikan bertambah sempurna (rudimenter), namun arilusnya tumbuh sama berat dan tebal, manis.


Jenis Jenis Duku
Terdapat 3 varietas dari duku L. domesticum berdasarkan karakter morfologi seperti pada bentuk daun, warna buah, dan bentuk buah dapat dijadikan dasar dalam penentuan kategori varietas  (Lawrence, 2015  dalam  Hanum  dkk,  2013).  Penentuan  status  taksonomi  duku  dan langsat pada kategori varietas telah dilakukan Hasskarl (1844) dalam Sunarti (1987) dalam Hanum dkk, (2013) yang menempatkan duku, kokosan, dan langsat sebagai tiga varietas yang berbeda yaitu L. domesticum Corr. var. duku Hasskl. (duku), L. domesticum Corr. var. kokosan Hasskl. (kokosan), dan L. domesticum Corr. var. piedjietan Hasskl. (langsat) (Hanum dkk, 2013).

1)  L. domesticum Corr. var. duku Hasskl
Golongan  yang  dikenal  sebagai duku (L.  domesticum var. duku)  umumnya  memiliki pohon yang bertingkat luhur, padat oleh dedaunan yang berwarna hijau cerah, dengan tandan yang relatif pendek dan benar isinya sedikit buah. Butiran buahnya luhur, cenderung bulat, berkulit lebih kurang tebal namun cenderung tidak bergetah bila masak, umumnya berbiji kecil dan berdaging tebal, manis atau masam, dan berbau harum.


2)  L. domesticum Corr. var. piedjietan Hasskl. (langsat)
Langsat (L. domesticum var. piedjietan) kebanyakan memiliki pohon yang bertambah kurus, berdaun kurang lebat yang berwarna hijau tua, dengan percabangan tegak. Tandan buahnya panjang, padat benar isinya 15–25 butir buah yang memiliki bentuk bulat telur dan besar-besar. Buah langsat berkulit tipis dan selalu bergetah (putih) sekalipun telah masak. Daging buahnya jumlah berair, rasanya masam manis dan menyegarkan.[1][6] Tak seperti duku, langsat bukanlah

buah yang mampu bertahan lama sesudah dipetik. Dalam tiga hari sesudah dipetik, kulit langsat akan menghitam sekalipun itu tidak merusak rasa manisnya. Hanya saja tampilannya dijadikan tidak menarik.

3)  L. domesticum Corr. var. kokosan Hasskl. (kokosan)
Kokosan (L. domesticum var. kokosan) dibedakan oleh daunnya yang berbulu, tandannya yang penuh butir buah yang berjejalan sangat rapat, dan kulit buahnya yang berwarna kuning tua. Butir-butir buahnya umumnya kecil, berkulit tipis dan sedikit bergetah, namun sukar dikupas. Sehingga   buah dimakan   dengan   cara   digigit   dan   disedot   cairan   dan   bijinya   (maka dinamakan kokosan), atau    dipijit    supaya    kulitnya    pecah    dan    keluar    bijinya    (maka dinamai pisitan, pijetan, bijitan). Berbiji relatif luhur dan berdaging tipis, kokosan umumnya terasa masam mencapai masam sekali.

Menurut Ridley (1931) dalam Lim (2012) dalam Hanum dkk, (2013) berdasarkan makromorfologi menempatkan duku, kokosan, dan langsat menjadi dua varietas dalam satu jenis L. domesticum yaitu L. domesticum var. typica yang dikenal dengan nama duku dan L. domesticum var. pubescent Koorders et Valeton yang dikenal dengan langsat dan kokosan.


Tabel 1. Karakter Morfologi untuk Penentuan Status Taksonomi Duku, Kokosan, dan Langsat.
Kategori Varietas (Ridley, 1931); Lim (2012) dalam Hanum dkk, (2013)

Organ

Karakter

L. domesticum var.

typica (duku)

L. domesticum var.

pubescent

Koorders et Valeton

(langsat dan kokosan)

Daun

Keberadaan rambut

pada permukaan atas dan bawah daun

Berambut

sedikit/gundul

Berambut halus-rapat

Bunga

Keberadaan rambut

pada kelopak bunga

Berambut/gundul

Berambut halus-rapat

Buah

Bentuk buah

Ketebalan kulit buah Keberadaan getah pada buah masak

Sifat daging biji dan rasa buah

Ukuran biji

Bulat memanjang-bulat

telur terbalik/ellips

Tipis

Tidak terlalu bergetah

Tebal dan beraroma harum

Kecil

Mendekati bentuk bola

(Subglabrous) Tebal

Sangat bergetah

Tipis berair, rasanya asam

Besar



Manfaat Duku
Duku terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan dalam keadaan segar. Ada pula yang mengawetkannya dalam sirup dan dibotolkan. Kayunya keras, padat, berat dan awet, sehingga  kerap  digunakan  sebagai  bahan  perkakas  dan  konstruksi  rumah  di  desa,  terutama kayu pisitan. Beberapa bagian tanaman digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji duku yang pahit  rasanya,  ditumbuk  dan  dicampur  air  untuk  obat  cacing  dan  juga  obat  demam.  Kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat disentri dan malaria, sementara tepung kulit kayu ini dijadikan tapal untuk mengobati gigitan kalajengking. Kulit buahnya juga digunakan sebagai obat diare; dan kulit buah yang dikeringkan, dapat dibakar sebagai pengusir nyamuk. Kulit buah langsat  terutama,  dikeringkan  dan  diolah  untuk  dicampurkan  dalam  setanggi  atau  dupa (Mekarsari, 2022).


Kandungan Gizi dan Senyawa lainnya pada Buah Duku
Dalam 100 gram buah duku terkandung: 63,00 kalori, 1 gram protein, 0,20 gram lemak, 16,10 mg karbohordtar, 18 mg kalsium, 9 mg fosfor, 0,05 mg vitamin B1, 9 mg vitamin C dan 82 gram air. Kandungan senyawa lain di dalam buah duku antara lain (Mekarsari, 2022):

1. Serat pangan, berguna untuk membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan, menekan angka kolesterol dalam darah, mencegah kanker kolon, dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.

2. Saponin, digunakan sebagai bahan pencuci rambut.



Manfaat Buah Duku Untuk Tubuh
Manfaat mengkonsumsi buah duku bagi tubuh kita terdiri atas beberapal adalalah sebagai berikut (Yani, 2021). 

Sumber : hellosehat.com 
 
1. Mencegah sembelit
Salah satu masalah pencernaan yang sering terjadi adalah sembelit. Kondisi ini biasanya terjadi  akibat  asupan serat tidak  tercukupi dengan baik. Salah satu cara untuk mencegah sembelit adalah dengan mengonsumsi buah duku. Pasalnya, dalam 100 gram buah duku mengandung 4,3 gram serat yang baik untuk sistem pencernaan.

2. Menambah energi dan menjaga sistem saraf
Manfaat   buah   duku   selanjutnya   adalah   untuk   membantu   proses   pengolahan karbohidrat menjadi energi dan menjaga keselarasan fungsi sistem saraf. Hal ini karena buah duku mengandung beragam jenis vitamin B, seperti thiamin, riboflavin, dan niasin.

3. Membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mencerna lemak
Selain vitamin B, buah duku juga mengandung vitamin C. Manfaat vitamin C yang terkandung dalam buah ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu mencerna  lemak  tubuh.  Jika  Anda  sedang  menjalani  diet,  buah  ini  bisa  jadi  pengganti camilan makanan manis. Apalagi, serat yang terkandung di dalamnya juga dapat membuat Anda kenyang lebih lama. 

4. Sebagai obat anti malaria
Selain dagingnya, ternyata biji buah duku juga bermanfaat untuk kesehatan, yakni sebagai obat anti malaria. Penelitian terhadap biji duku sebagai obat malaria telah dilakukan oleh beberapa ahli dari Thailand dan Inggris yang diterbitkan dalam  jurnal Phytochemistry. Dari penelitian tersebut ditemukan hasil bahwa ekstrak biji duku dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit malaria falciparum. Penyakit malaria yang satu ini merupakan jenis yang paling berbahaya. Meski demikian, Anda tetap perlu berkonsultasi kepada dokter untuk penanganan yang tepat.

5. Mencegah tumor pada kulit
Bukan hanya itu, daun dari buah duku juga dapat bermanfaat untuk mencegah perkembangbiakan tumor pada kulit. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mugio Nishikawa di laboratorium Tokushima Bunri University, Jepang.

6. Mencegah kanker
Selain mencegah pertumbuhan tumor, daun buah duku juga dapat mencegah perkembangbiakan sel kanker pada tubuh. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli farmasi dari Kyoto Pharmaceutical University, Jepang yang menyebutkan bahwa daun buah duku memiliki kandungan anti mutagenik.

7. Sebagai antioksidan
Kandungan daun buah duku lainnya adalah sebagai antioksidan. Antioksidan adalah zat yan diperlukan oleh tubuh untuk menangkal zat-zat berbahaya dari lingkungan. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Monash University Malaysia yang menyebutkan bahwa buah-buahan tropis seperti langsat memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.

8. Sebagai antibakteri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli farmakologi dari berbagai universitas ternama di Indonesia, berbagai kandungan dalam buah duku ternyata punya manfaat menakjubkan. Mereka mendapatkan hasil bahwa selain sebagai antioksidan, kandungan metanol, heksana, dan daun buah duku juga dapat bermanfaat sebagai antibakteri.

9. Mencegah infeksi saluran kencing
Manfaat buah duku selanjutnya adalah mencegah infeksi beberapa jenis jamur, termasuk Candida albican yang merupakan penyebab penyakit infeksi saluran kencing. Hal ini karena kandungan asam lansionat yang dihasilkan oleh kulit dan biji buah duku yang dikeringkan.

10. Merawat kulit
Selain mencegah berbagai penyakit, buah duku juga dapat digunakan untuk merawat kulit. Beberapa perusahaan bahkan membuat produk skin care dari buah duku. Penelitian yang dilakukan oleh Martha Tilaar dan S. M. Wasitaatmadja menunjukkan bahwa buah duku dapat melembabkan dan mencerahkan kulit.



Referensi

Hanum, L., Kasiamdaro, R.S., Santosa., Rugayah. (2013). Karakter Makromorfologi dan Mikromorfologi Duku, Kokosan, Langsat dalam Penentuan Status Taksonomi pada Kategori Infraspesies. Jurnal Biospecies Vol. 6 No.2, hal. 23-29, Diakses pada 30 Mei
2022, dari https://online-journal.unja.ac.id/biospecies/article/view/887.

Mekarsari.com (2022, 30 Mei). Duku. Diakses pada 31 Mei 2022, dari https://mekarsari.com/web/agro/duku/

P2k.unkris.ac.id. (2022, 31 Mei). Duku. Diakses pada 31 Mei 2022, dari http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Duku-Sumber_27783_p2k-unkris.html.

Pertanianku.com (2016, 16 Mei). Tips Budidaya Tanaman Duku. Diakses pada 31 Mei 2019, dari https://www.pertanianku.com/tips-budidaya-tanaman-duku/.

Sugiarto, A dan Marisa, H. (2018). Ekologi Duku Kumering. Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam. Universitas Sriijaya. Diakses pada 30 Mei 2022, dari https://repository.unsri.ac.id/14678/1/Ekologi%20Duku%20Komering.pdf.

Yani, I.F. 2021. Yuk, Intip Manfaat Mengejutkan Buah Duku untuk Kesehatan. Diakses pada 30
Mei 2022, dari https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/nutrisi-manfaat-buah-duku/.






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak