https://www.istockphoto.com/id/search/2/image?phrase=jeruk%20purut
Jakarta - Sitrus atau yang dikenal dengan jeruk adalah salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena mengandung vitamin C dan digunakan sebagai penyedap masakan. Terdapat senyawa bioaktif seperti minyak atsiri, flavonoid, saponin, dan steroid dalam daun jeruk (Hebert dkk., 2014). Bahan aktif yang penting bagi kesehatan yang terdapat dalam daun jeruk adalah vitamin C, flavonoid, karotenoid, limonoid, dan mineral. Flavonoid merupakan bahan antioksidan yang mampu menetralisir oksigen reaktif dan berkontribusi terhadap pencegahan penyakit kronis seperti kanker (Devy, 2010).
Jeruk purut termasuk famili Rutaceae, dimana bagian buah dan daunnya umumnya dipakai oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Bagian daun umumnya digunakan untuk mengatasi kelelahan sehabis sakit berat dan juga untuk menambah cita rasa masakan, sedangkan kulitnya digunakan sebagai obat bisul, panas dalam, radang kulit, radang payudara, kulit bersisik, dan kulit mengelupas (Setiawan, 2000). Selain itu, kulit buah jeruk purut juga dapat digunakan untuk penyedap masakan, pembuatan kue, dan dibuat manisan (Setiadi dan Parmin, 2004).
Taksonomi
Taksonomi jeruk purut adalah sebagai berikut (Miftahendrawati, 2014):
Kerajaan : Plantae
Sub Kerajaan : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Bangsa : Sapindales
Suku : Rutaceae
Marga : Citrus
Jenis : Citrus hystrix D. C.
Morfologi
Jeruk purut memiliki daun majemuk menyirip beranak daun satu dan tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, panjang 8 – 15 cm, lebar 2 – 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengkilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, dan jika diremas baunya harum. Bunganya berbentuk bintang dan berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuning-kuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjol-benjol, dan rasanya asam agak pahit (Soepomo, 2012).
Kandungan & manfaat
Daun jeruk purut mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, steroid, kumarin, fenolik, tanin, saponin, terpen, dan minyak atsiri. Sedangkan, bagian kulit buah jeruk purut banyak mengandung senyawa golongan flavonoid dan steroid, serta senyawa kumarin (Setiawan, 2000). Jeruk purut dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian antara 0-1000 di atas permukaan laut. Jeruk tersebut bisa ditanam di daerah sangat basah atau daerah basah (Setiadi dan Parimin, 2004). Selain dimanfaatkan untuk penyedap masakan, Citrus hystrix mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh maupun kecantikan wajah. Berikut adalah karakteristik tumbuhan Citrus hystrix:
- Tanaman jeruk purut memiliki batang yang bengkok, agak kecil, dan bercabang rendah.
- Berbentuk pohon kecil tinggi antara 2 – 12 meter.
- Daunnya seperti dua helai yang tersusun vertikal akibat pelekukan tepinya yang ekstrem, tebal permukaanya licin.
- Permukaan kulitnya kasar, tebal (Anonim, 2017).
Jeruk purut merupakan salah satu buah yang mengandung senyawa asam sitrat. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yefrida (2014) bahwa pada air perasan jeruk purut terdapat asam sitrat yang dihitung dari konsentrasi antioksidan total (dihitung sebagai asam sitrat). Air perasan jeruk purut biasa digunakan untuk bahan penyedap dan bisa diolah menjadi minuman. Selain itu, kulit buahnya yang tebal dan daunnya yang harum dapat digunakan dalam bumbu masakan, pembuatan kue, dan dapat dibuat manisan. Kulit buah jeruk purut memiliki potensi sebagai antioksidan, namun umumnya buah jeruk perut lebih banyak digunakan untuk campuran pembersih serta perawatan tubuh dari pada pangan (Wijaya, 2010).
Penulis
Rosyida Yuliani
Sumber:
Adrianto Hebert, Subagyo Yotopranoto, Hamidah. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix), Jeruk Limau (Citrus amblycarpa), dan Jeruk Bali (Citrus maxima) Terhadap Larva Aedes aegypti. Jurnal Aspirator, Vol. 6, No. 1:1-6.
Devy. 2010. Kandungan Flavonoid dan Limonoid pada Berbagai Fase Pertumbuhan Tanaman Jeruk Kalamondin (Citrus mitis Blanco) dan Purut (Citrus hystrix D. C.). Jurnal Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika 2(2): 109 – 114.
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat. Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Setiadi dan Parmin. 2004. Jeruk Asam. Penebar Swadaya.Jakarta.
Miftahendrawati. (2014). Efek Antibakteri Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix) Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans (In Vitro). Skripsi.
Soepomo. (2012). Jeruk Purut (Citrus Hystrix DC.). Indonesia: Pusat Data &. Informasi PERSI.
Yefrida; Ulfaningsih, M.; Loekman, U.: Validasi Metoda Penentuan Antioksidan Total (Dihitung sebagai Asam Sitrat) dalam Sampel Jeruk secara Spektofotometri dengan Menggunakan Oksidator FeCl3 dan Pengompleks Orto-Fenantrolin. Universitas Andalas 2014, 7 (2) 186-193.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek