Serai (Cymbopogon citratus) - Morfologi, Jenis-jenis, dan manfaatnya

Sumber gambar: istockphoto.com


        Jakarta - Pernahkah mendengar ibu menyebut serai atau sereh di dapur? Ya, tanaman ini merupakan tanaman yang biasa digunakan ibu-ibu di dapur. Tentu kita sudah familiar dengan nama tersebut. Namun, mungkin bagi yang jarang berada di dapur akan kesulitan untuk mengetahui bagaimana bentuk dari tanaman tersebut. Baik, untuk mengetahui lebih jauh dan lebih rinci mengenai tanaman serai, mari kita bahas.

        Serai (Cymbopogon citratus) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili Poacea dan anggota suku rumput-rumputan. Tanaman ini memiliki aroma kuat dan wangi dan biasanya digunakan sebagai bumbu dapur. Tanaman ini dipercaya berasal dari Asia Tenggara atau Sri Lanka. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah di wilayah tropis yang lembab, cukup sinar matahari, dan memiliki curah hujan yang relatif tinggi.

Sumber gambar: istockphoto.com

Morfologi

        Serai merupakan tanaman berbatang semu yang dapat tumbuh 1-1,5 meter. Serai memiliki akar yang besar dan merupakan jenis akar serabut yang berimpang pendek. Batang serai bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah umbi pada pucuk dan berwarna putih kekuningan. Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau kemerahan (Arifin, 2014).

        Daun tanaman serai panjang seperti pita, semakin ke ujung semakin meruncing, berwarna hijau, dan memiliki aroma citrus ketika daunnya diremas. Tepi daun serai kasar dan tajam, tulang daun tersusun sejajar, dan letak daun pada batang tersebar. Panjang daun sekitar 50-100 cm, dan lebarnya sekitar 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu halus (Arzani dan Riyanto, 1992 dalam Arifin, 2014).


Jenis-jenis serai

Secara umum tanaman ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu serai biasa (Cymbopogon citratus) dan serai wangi (Cymbopogon nardus L.). Kedua jenis serai  tersebut memiliki beberapa perbedaan, diantaranya:
1.   Bentuk dan Panjang daun
        a.   Daun  serai wangi  berbentuk  pipih  melengkung  dan  memanjang  seperti  rumput- rumputan                dengan  lebar  pada  kisaran  1 cm  hingga  2 cm.  Serai  wangi  memiliki panjang daun yang                  dapat mencapai 90-100 cm.
        b.   Daun serai dapur cenderung berbentuk tegak meskipun kadang terdapat lengkung di bagian                  ujungnya. Serai bumbu dapur memiliki panjang daun pada kisaran 60 cm.

2.   Bentuk dan Warna batang
        a.   Serai wangi memiliki bentuk batang yang lebih ramping dengan warna batang yang                                  kemerahan/cenderung ungu dan sering disebut serai merah.
        b.   Serai bumbu dapur memiliki bentuk pangkal batang lebih besar dan berisi, warna batangnya                  kehijauan, dengan warna putih di bagian pangkal batangnya.

3.   Aroma
        Serai wangi memiliki aroma yang lebih segar seperti minyak tawon atau minyak telon. Sedangkan         aroma serai dapur tidak terlalu tajam, sehingga lebih cocok digunakan sebagai bumbu masakan.

4.   Kandungan zat bermanfaat

        a.   Serai wangi mengandung minyak atsiri yang dibutuhkan untuk industri kesehatan dan                              kecantikan.
        b.   Serai dapur mengandung sitral yang dapat memberikan aroma harum pada masakan.


Manfaat

        Daun dan tangkai serai wangi mengandung minyak atsiri yang dalam dunia perdagangan disebut dengan citronella oil. Minyak sitronela ini digunakan sebagai pengusir serangga, termasuk nyamuk. Biasanya digunakan para petani ketika sedang bekerja diladang, yakni dengan meremas daun dan menggosokkan langsung ke kulit atau dicampur dengan minyak kelapa (Eko, 2012 dalam Arifin, 2014).  Tanaman serai juga sering digunakan sebagai bahan makanan, seperti bahan sup, salad, dan bahan minuman. Selain itu, tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik (Giroth et al, 2021). 


Penulis
Erik Permana


Sumber:

https://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/budidaya/yuk-kenali-                             perbedaan-serai-wangi-dengan-serai-dapur#

 

Arifin, M. N. (2014). Pengaruh Ekstrak n-Heksan Serai Wangi Cymbopogon nardus (L.) Randle Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Periode Menghisap Darah Dari Nyamuk Aedes   aegypti. Skripsi.   Fakultas   Matematika   dan   Ilmu   Pengetahuan   Alam. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Giroth, S. J., Bernadus, J. B., & Sorisi, A. M. (2021). Uji Efikasi Ekstrak Tanaman Serai (Cymbopogon citratus) terhadap Tingkat Mortalitas Larva Nyamuk Aedes sp. eBiomedik, 9(1).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak