Kacang Kedelai (Glycine max) - Taksonomi, morfologi, dan kandungannya

Penulis
Yusril Alfarizy


Halo sobat pecinta tumbuhan, pasti sobat pernah jumpai makanan dan minimuman yang olahannya dari olahan dari kacang kedelai, kan? Sobat tahu atau tidak apakah kacang kedelai itu tanaman asli Indonesia atau bukan? Mungkin kita masih belum kenal lebih dekat dengan kacang kedelai. So,mari kita bahas ya sobat.
(Sumber gambar : https://www.orami.co.id/magazine/kacang-kedelai-untuk-ivf )



        Kedelai (Glycine max) bukan tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan pusat dan utara Cina. Catatan sejarah tentang budi daya dan produksi kedelai juga dimulai dari daratan Cina. Setelah usainya perang Cina-Jepang, negara Jepang mulai mengimpor minyak kedelai dari Cina. Terjadinya perang antara Rusia dan Jepang juga memacu perhatian terhadap produksi kedelai dan pada tahun 1908 dimulai pengiriman kedelai ke Eropa dan negara lainnya.

        Di Indonesia, sejarah perkembangan kedelai pertama kali ditemukan pada publikasi oleh Rumphius dalam Herbarium Amboinense yang diselesaikan pada tahun 1673 (namun tidak dipublikasikan sampai tahun 1747) yang menyebutkan bahwa kedelai ditanam di Amboina (sekarang bernama Ambon). Berdasarkan penemuan Junghun, pada tahun 1853 budi daya kedelai dilakukan di Gunung Gamping (pegunungan kapur selatan Jawa Tengah) dan tahun 1855 ditemukan di dekat Bandung.

        Kedelai dikenal dengan beberapa nama lokal diantaranya adalah kedelai, kacang jepung, kacang bulu, kacang kuning, gadelai, kadule, kacang gimbol, dan demokam. Di Jepang dikenal adanya kedelai rebus (edamame) atau kedelai manis, dan kedelai hitam (koramame) sedangkan nama umum di dunia disebut  “soybean”.

Taksonomi
Dalam artikel berjudul "Analisis Morfologi Dan Strukturanatomi Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Pada Kondisi Tergenang", dijelaskan terkait dengan klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut: 

Kingdom : Plantae 
Subkingdom : Tracheobionta 
Super Divisi : Spermatophyta 
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Magnoliopsida 
Sub Kelas : Rosidae 
Ordo : Fabales 
Famili : Fabaceae 
Genus : Glycine 
Spesies : Glycine max (L.) Merr

Morfologi
Berdasarkan Ie-book  berjudul Profil Komoditas Kedelai menjelaskan terkait morfologi kedelai mulai dari akar, batang, cabang, daun, bunga, polong, biji, bintil akar, dan fiksasi nitrogen.

1. Akar
        Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah. 

(Sumber : https://bookstore.ksre.ksu.edu/pubs/C449.pdf )




2. Batang dan Cabang
        Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang.

3. Daun
        Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves)yang tumbuh selepas masa pertumbuhan.  Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Lebat-tipisnya bulu pada daun kedelai berkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama tertentu.

(Sumber : https://bookstore.ksre.ksu.edu/pubs/C449.pdf )




4. Bunga
        Tanaman kedelai di Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan suhu udara yang tinggi (>30° C), sebagian besar mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban.

(Sumber : https://bookstore.ksre.ksu.edu/pubs/C449.pdf )





5. Polong
        Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak. Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji.

(Sumber : https://bookstore.ksre.ksu.edu/pubs/C449.pdf )


6. Biji
        Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang (10-13 g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk bulat telur. Biji kedelai terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio). Pada kulit biji terdapat bagian yang disebut pusar (hilum) yang berwarna coklat, hitam, atau putih. Pada ujung hilum terdapat mikrofil, berupa lubang kecil yang terbentuk pada saat proses pembentukan biji. Warna kulit biji bervariasi, mulai dari kuning, hijau, coklat, hitam, atau kombinasi campuran dari warnawarna tersebut. Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah proses pembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam.

(Sumber : https://bookstore.ksre.ksu.edu/pubs/C449.pdf )




7. Bintil Akar dan Fiksasi Nitrogen
        Tanaman kedelai dapat mengikat nitrogen (N2) di atmosfer melalui aktivitas bekteri pengikat nitrogen, yaitu Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama nodul atau bintil akar. Nodul atau bintil akar tanaman kedelai umumnya dapat mengikat nitrogen dari udara pada umur 10 – 12 hari setelah tanam, tergantung kondisi lingkungan tanah dan suhu. Kelembaban tanah yang cukup dan suhu tanah sekitar 25°C sangat mendukung pertumbuhan bintil akar tersebut.  Semakin banyak volume akar yang terbentuk, semakin besar pula kemungkinan jumlah bintil akar atau nodul yang terjadi. Setelah masa pembentukan biji, kemampuan bintil akar memfikasi N2 akan menurun bersamaan dengan semakin banyaknya bintil akar yang tua dan luruh. Di samping itu, juga diduga karena kompetisi fotosintesis antara proses pembentukan biji dengan aktivitas bintil
akar.

(Sumber : http://etheses.uin-malang.ac.id/917/5/06520042%20Bab%202.pdf )



Kandungan
        Kacang kedelai mengandung asam alfa-linolenat, asam lemak omega-6 dan isoflavon, genistein dan daidzein. Kedelai kering mengandung 34% protein, 19% minyak, 34% karbohidrat (17% serat makanan), 5% mineral dan beberapa komponen lainnya termasuk vitamin, isoflavon. Kacang kedelai adalah sumber kalsium, zat besi, seng, fosfor, magnesium, tiamin, riboflavin, niasin dan asam folat (Yudiono, 2020). Berdasarkan penelitian Andarwulan et al, didapatkan data hasil penelitian dari lima jenis kacang kedelai di dunia seperti pada tabel di bawah ini
Hasil analisis kadar lemak menunjukkan bahwa kedelai lokal (Indonesia) memiliki kadar lemak yang paling rendah yaitu sebesar 15.91±1.03%, diikuti oleh kedelai IP 1 year old (19.50±0.48%), kedelai Argentina (19.60±1.18%), kedelai IP New (20.58±0.15%) dan kedelai US sebesar 25.11±3.95%. kadar karbohidrat kacang kedelai yang memiliki nilai paling tinggi adalah kacang kedelai dari jenis Argentina yaitu sebesar 35.00± 0.90% diikuti oleh kacang kedelai Indonesia (32.49± 0.72%), IP 1 year old (30.60±0.47%), IP New (30.39± 0.20%) dan US (26.98±4.08%) (Andarwulan et al, 2018).
Berdasarkan Ie-book  berjudul Profil Komoditas Kedelai, disajikan data kandungan nutrisi dari kedelai sebagai berikut.

(Sumber : Profil Komoditas Kedelai)


Referensi

Adie, M. dan Krisnawati, A. 2007. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI). Malang.

AndarwulanN., NuraidaL., AdawiyahD. R., TrianaR. N., AgustinD., & GitapratiwiD. (2018). Pengaruh Perbedaan Jenis Kedelai terhadap Kualitas Mutu Tahu. Jurnal Mutu Pangan : Indonesian Journal of Food Quality, 5(2), 66-72. Retrieved from https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmpi/article/view/26224.

Stefia, Esther Mega (2017) Analisis Morfologi Dan Struktur Anatomi Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Pada Kondisi Tergenang. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Usnawiyah, Usnawiyah and Khaidir, Khaidir (2017) Produksi Kedelai Pada Lahan Marjinal. In: Produksi Kedelai Pada Lahan Marjinal. Sefa Bumi Persada Lhokseumawe. ISBN 978-602-6960-58-0. 

Yudiono, Kukuk. (2020). PENINGKATAN DAYA SAING KEDELAI LOKAL TERHADAP KEDELAI IMPOR SEBAGAI BAHAN BAKU TEMPE MELALUI PEMETAAN FISIKO-KIMIA. AGROINTEK. 14. 57-66. 10.21107/agrointek.v14i1.6311.

https://bookstore.ksre.ksu.edu/pubs/C449.pdf

http://etheses.uin-malang.ac.id/917/5/06520042%20Bab%202.pdf 

https://ews.kemendag.go.id/sp2kp-landing/assets/pdf/131118_ANK_PKM_DSK_Kedelai.pdf






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak