Trending

Pohon Karet: penghasil bahan baku ban yang terlupakan

Penulis
Ade Palangso Sangka

Sumber gambar: unsplash.com


                                                                                                                                                                                    Jakarta - Tanaman karet (Hevea brasiliensis) adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15 – 20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan. Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet. Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun   masa TBM 5 tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.


Klasifikias botani tumbuhan karet secara ilmiah adalah sebagai berikut:

Kingdom                    : Plantae
Subkingdom               : Viridplantae
Infrakingdom             : Streptophyta
Superdivisi                 : Embryophyta
Divisi                          : Tracheophyta
Subdivisi                     : Spermatophytina
Kelas                           : Magnoliopsida
Ordo                            : Malpighiales
Famili                          : Euphorbiaceae
Genus                          : Hevea
Spesies                        : Hevea brasiliensis 



Asal
            Pohon karet (para) berasal dari kawasan hutan Amazon Brazil dan negara-negara Amerika Selatan lainnya. Menurut sejarah, asal tanaman karet di Indonesia bermula pada tahun 1890 ketika dibangun perkebunan karet pertama di Nusantara. Versi lain mengatakan jika tumbuhan karet di Indonesia baru diseleksi pada tahun 1910. Seleksi dilakukan terhadap kualitas, pertumbuhan serta produksi getah yang dihasilkan. Kemudian pada tahun 1917 teknik okulasi pada karet ditemukan sehingga sifat dan kualitas tanaman dapat dipertahankan.

Sebaran
            Meski berasal dari Amerika Latin terutama negara Brazil, ternyata komoditas tanaman karet justru berkembang pesat di negara-negara Asia Tenggara. Tersebarnya hutan karet di wilayah Asia Tenggara tidak lepas dari peran Henry Wickham yang melakukan percobaan berulang kali. Selain itu, negara di kawasan Afrika juga produktif menghasilkan getah karet. Di Indonesia, pohon karet mulai dikenal oleh masyarakat pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu karet dijadikan sebagai koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor sampai akhirnya mulai dibudidayakan di berbagai wilayah perkebunan Indonesia. 


Teknik Budidaya Tanaman Karet

Syarat Tumbuh
        Pada teknik budidaya karet, karet akan tumbuh dengan baik jika beberapa syarat paling mendasar terpenuhi. Lahan yang akan ditanami karet sebaiknya berada di wilayah dengan temperatur udara rata-rata 24–18ºC dengan curah hujan rata-rata 1.500–2.000 mm per tahun. Setiap harinya, paling tidak sinar matahari terpapar sempurna selama 5–7 jam. Tanaman karet juga memerlukan tingkat kelembaban yang tinggi untuk tumbuh.
        Kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman karet adalah tanah dengan tingkat kesuburan yang tinggi dan tidak mengandung padas sehingga air bisa diteruskan dengan baik. Tingkat keasaman tanah yang sesuai adalah sekitar pH 5–6 dengan batas toleransi pH 3–8. Tanah yang cocok untuk budidaya karet mempunyai ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.


Pembibitan
        Ada beberapa cara pembibitan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bibit karet dengan sifat unggul. Pembibitan karet bisa dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah tahap persemaian perkecambahan sedangkan tahap pembibitan selanjutnya adalah persemaian bibit. Untuk tahap persemaian perkecambahan, benih karet akan disemai di bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1–1,2 meter dengan ukuran panjang yang disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Pasir dengan tekstur halus disebarkan di atas bedengan dengan ketebalan 5–7 cm. Natural Glio perlu pula dikembangbiakkan di dalam pupuk kandang yang ditambah 1 mg Natural Glio sebelum siap ditebar di atas bedengan. Dauh atau jerami dengan ukuran tinggi 1m diperlukan untuk naungan sisi timur dan ukuran tinggi 80 cm diperlukan sebagai naungan sisi barat.
        Benih direndam dalam larutan POC NASA dengan takaran satu tutup untuk satu liter air selama 3–6 jam. Benih akan disemaikan langsung harus disiram dengan larutan POC NASA dengan takaran setengah tutup per liter air. Untuk cara tanam benih yang benar, jarak tanam dipertahankan selebar 1–2 cm. Benih yang sudah disemai harus disiram secara teratur dan normalnya benih akan mulai berkecambah pasa usia 10–14 hari setelah tanam.
        Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke area persemaian bibit yang sudah dicangkul dengan kedalaman 60–75 cm kemudian dihaluskan serta diratakan. Area tersebut perlu dibuat bedengan dengan ketinggian 20 cm termasuk parit antar bedengan dengan kedalaman 50 cm. Selanjutnya, cara menanam benihnya adalah dengan membuat jarak tanam 40x40x60 cm untuk bibit okulasi coklat dan jarak tanam 20x20x60 untuk bibit okulasi hijau.
        Selain perlu disiram secara teratur, bibit dalam persemaian perlu pula dipupuk dengan pupuk makro selama 3 bulan sekali dan perlu pula disiram dengan POC NASA setiap 1–2 minggu sekali. Klon untuk benih dan bibit unggul bisa ditemukan di lembaga riset pemerintah maupun swasta seperti Balai Penelitian Karet Getas.


Pengolahan Tanah
        Proses budidaya karet selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengolah tanah sebelum bibit karet siap ditanam. Tanah dibersihkan dari pohon besar dengan penebangan dan alang- alang dengan menggunakan herbisida. Sisa penyakit perlu pula dibasmi dengan menggunakan fungisida. Teras perlu dibuat pada tanah dengan kemiringan di atas 10 deg sementara rorak perlu dibuat pada tanah yang landai sebagai aliran air serta pencegah erosi.
        Pemancangan juga diperlukan dalam teknik menanam karet sesuai dengan jarak tanam serta tingkat kerapatan pohon yang direncanakan. Dua minggu sebelum penanaman karet, lubang tanam harus dibuat terlebih dahulu pada titik pancang dengan ukuran 40x40x40 cm. Pupuk juga perlu ditambahkan ke dalam lubang untuk memacu pertumbuhan akar pohon karet yang baru saja ditanam.


Penanaman dan Penyulaman Karet
Waktu yang tepat untuk budidaya karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Kantong polybag harus dibuka sebelum bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun dengan tanah. Setiap 1–2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet.


Perawatan dan perawatan
awal yang harus dilakukan pada tanaman karet adalah dengan membuang tunas palsu dan tunas cabang sebelum tunas berkayu. Selain cara pemliharaan tersebut, percabangan tanaman juga perlu dibentuk dan dirangsang dengan cara penyanggulan, pengikatan batang, pemotongan ujung batang, pemotongan ujung tunas, pengguguran daun, maupun pengeratan batang. Penyanggulan merupakan cara yang paling direkomendasikan.


Tumpang Sari
Penanaman tumpang sari pada lahan karet merupakan salah satu tips yang sangat berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan perkebunan karet itu sendiri. Sebelum karet siap menghasilkan, tanaman tumpang sari akan memberikan pendapatan selain akan sangat membantu mengurangi rendahnya harga komoditas karet.


Pemupukan
Agar pertumbuhan tanaman karet semakin cepat dan semakin cepat matang, pemupukan perlu dilakukan. Pergantian musim penghujan ke musim kemarau merupakan saat yang paling tepat untuk memberikan pupuk yang berupa pupuk urea, SP 36, dan KCl dengan perbandingan dan frekuensi yang sesuai dengan umur pohon karet. 


Referensi 

https://rimbakita.com/pohon-karet/ 
https://www.litbang.pertanian.go.id/tahukah-anda/126/
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/89635/CARA-MENANAM-DAN-BUDIDAYA-KARET/









Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak