Kedondong (Spondias dulcis) - Morfologi, taksonomi, cara tanam, dan manfaat

Penulis
Rachmat Indra
Sumber: unsplash.com



        Jakarta - Kedondong (Spondias  dulcis) berasal  dari  kawasan  Amerika  Tengah  dan  beberapa  spesies kedondong ditanam di wilayah Indonesia. Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman buah berupa pohon yang dalam bahasa Inggris disebut ambarella, otaheite apple, atau great hog plum. Kedondong di Indonesia dan Malaysia disebut kedondong, di Filipina disebut hevi, di Myanmar disebut gway, dan di Thailand disebut makak farang. Tanda buah kedondong sudah masak adalah warna kulit berubah menjadi kuning. Kedondong memiliki rasa asam manis yang bisa di makan langsung dalam kondisi segar atau diolah menjadi rujak, asinan, acar atau selai. Daunnya bisa digunakan sebagai penyedap dalam pembuatan pepes ikan. Kedondong siap dipanen kurang lebih
6-8 bulan setelah bunga mekar.

Jenis kedondong dibedakan menjadi 3 macam yaitu.

1.   Kedondong karimunjawa
2.   Kedondong bangkok
3.   Kedondong kendeng

Taksonomi
Klasifikasi tanaman kedondong adalah sebagai berikut :
Kingdom        : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Divisi              : Magnoliophyta
Super Divisi   : Spermatophyta
Class               : Dicotyledonae 
Sub Class        : Rosidae
Ordo               : Sapindales
Family            : Anacardiaceae
Genus             : Spondias
Species           : Spondias dulcis Parkinson


Karakter Morfologi Tanaman Kedondong
        Tanaman ini memiliki batang berkayu, keras dan kuat, tumbuh tegak, percabangan batangnya simpodial, permukaan batang halus berwarna putih kehijauan. Daunnya bertipe majemuk, bagian terlebar berada di tengah helaian, berbentuk jorong, pangkal daun runcing dan ujungnya meruncing berwarna hijau, panjang daun 5-8 cm dan lebar 3-6 cm. Tanaman kedondong berbunga majemuk, berbentuk malai tangkainya cabang monopodial, panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunga ± 5 cm, jumlah benang sari delapan, berwarna kuning, dan mahkota bunga berjumlah 4-5, berbentuk lanset dan warna bunga putih kekuningan. Buah kedondong berbentuk lonjong, buah sejati bertipe tunggal berdaging, diameter ± 5 cm dan berserat, buah berwarna hijau kekuningan dengan bobot ± 0,7-1 kg/ buah.

Syarat Tumbuh Kedondong
        Kedondong tumbuh baik pada tanah batu kapur dan tanah pasir asam, asalkan tanah itu memiliki sistem pengaliran air  yang baik. Tanah  yang disukai adalah tanah yang poros, gembur  dan mengandung bahan organik, derajat keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk tanaman kedondong ialah antara 5-6.2. Apabila tanah terlalu asam maka untuk menaikkan pH perlu dilakukan pengapuran. Tanaman kedondong tidak suka pada genangan air. Akan tetapi pohon ini juga toleran terhadap kekeringan. Dalam keadaan stres dedaunannya akan rontok untuk sementara saja. Sistem pengairan yang baik akan menunjang pertumbuhan kedondong sehingga produksinya melimpah. Permukaan  air  tanah  yang dapat  dicapai  oleh  tanaman kedondong ialah  antara 50-200  cm. Tanaman kedondong memerlukan banyak cahaya; pohon yang ternaungi menghasilkan buah sedikit/tidak dapat berbuah sama sekali, curah hujan yang diinginkan antara 1.000-1.500 mm/tahun. Pada saat musim kemarau, daun kedondong rontok seluruhnya dan pada musim penghujan akan tumbuh kembali dengan cepat. Suhu yang hangat sekitar 30 oC sangat cocok untuk tanaman kedondong. Kelembaban udara sekitar 14%. Tanaman kedondong tumbuh baik pada dataran rendah yang kering sampai dengan ketinggian 700 m dpl.

Manfaat Kedondong
        Daun kedondong (Spondias dulcis) mengandung senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan berpotensial untuk menangkal radikal bebas. Sumber terbesar polifenol dan vitamin C yaitu terdapat pada bagian daun kedondong, lalu ditranslokasikan ke bagian yang membutuhkan yaitu umbi, buah, batang dan bunga. Oleh karena itu, daun kedondong saat ini mulai banyak dimanfaatkan sebagai 
tanaman obat yaitu untuk mencegah kanker, penuaan dini, penyakit jantung, diabetes dan kolestrol karena mengandung antioksidan.

        Selain itu, manfaat buah kedondong manis kultivar unggul dimakan dalam keadaan segar, tetapi sebagian buah matang diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Buah yang direbus dan dikeringkan dapat disimpan untuk beberapa bulan. Buah mentahnya banyak digunakan dalam rujak dan sayur, serta untuk dibuat acar (sambal kedondong). Daun mudanya yang dikukus dijadikan lalapan. Buah dan daunnya juga dijadikan pakan ternak. Kayunya berwarna coklat muda dan mudah mengambang, tidak dapat digunakan kayu pertukangan, tetapi kadang-kadang dibuat perahu. Dikenal di berbagai pelosok dunia berbagai manfaat obat dari buah, daun, dan kulit batangnya, dan dari beberapa negara dilaporkan adanya pengobatan borok, kulit perih, dan luka bakar. Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85- 3,60 gram serat. Daging buahnya merupakan sumber vitamin C dan besi; buah yang belum matang mengandung pektin sekitar 10%.


Referensi
https://adoc.pub/kedondong-spondias-dulcis-forst.html 
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kedondong/ https://dispertan.semarangkota.go.id/products/kedondong/ 
https://dosenpertanian.com/tanaman-kedondong/
http://e-journal.uajy.ac.id/7915/3/BL201199.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/57451/1/SKRIPSI%20GABUNGAN.pdf





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak