Mengenal tebu: tanaman yang maniskan kehidupan

Penulis 
Annur Aliyyu

Sumber gambar: unsplas.com


        Halo sobat pencinta tanaman, tentunya sudah banyak yang mengetahui jika tebu adalah salah satu tanaman yang menjadi bahan baku pembuatan gula. Dalam kehidupan sehari- hari, gula merupakan salah satu pelengkap wajib yang ada dalam makanan baik sebagai bumbu dapur, ataupun sebagai pemanis makanan dan minuman. Bisa dibayangkan manisnya hidup akan lenyap ya jika dunia tanpa gula.

        Nah, selain untuk memaniskan hidup kita, tebu juga ternyata punya banyak manfaat lain. Dalam artikel ini penulis ingin mengajak sobat pecinta tanaman untuk mengenali keberadaan  tanaman  tebu  serta  manfaat  lain  dari  tanaman  tebu,  karena  ternyata manfaat tebu yang akan kita pelajari ini sangat related dengan berbagai permasalahan manusia modern.

Sejarah Singkat
        Tanaman tebu merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan di Indonesia. Tanaman tebu (Saccharum officinarum) yang merupakan tanaman jenis rumput- rumputan (Gramineae) termasuk ke dalam salah satu komoditas tanaman perkebunan di Indonesia.   Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, dengan umur tanaman bisa mencapai kurang lebih 1 tahun sejak ditanam hingga bisa dipanen (Kurnia, 2018). Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera. 

        Berdasarkan catatan sejarah, tanaman tebu telah ditemukan tumbuh di beberapa daerah di wilayah pulau Jawa dan Sumatera sejak abad ke 400 M. Namun baru pada abad ke 15 tamanan tersebut dibudidayakan secara komersial oleh para imigran dari Cina. Diawali dengan kedatangan bangsa Belanda di Indonesia pada tahun 1596, yang kemudian mendirikan perusahaan bernama Vereeniging Oost Indische Compagnie (VOC) pada bulan Maret 1602 mulailah terbentuk industri gula di Indonesia, yang terus berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan gula dari bangsa Eropa (Pusat Pendidikan Pertanian, 2016).


Taksonomi
        Indrawanto, dkk (2010) menyatakan bahwa kedudukan tanaman tebu dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut: 

Kingdom           : Plantea
Divisi                : Spermatophytas
Subdivisi           : Angiospermae
Kelas                 : Monocotyledone
Ordo                  : Graminales 
Famili                : Graminae 
Genus                : Saccharum
Species              : Saccharum officinarum L.


Morfologi
Berikut adalah morfologi tanaman tebu yang wajib diketahui sobat pecinta tanaman.

1. Akar
        Akar tanaman tebu adalah serabut, hal ini sebagai salah satu tanda bahwa tanaman ini termasuk kelas Monocotyledone. Akar tebu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akar stek dan akar tunas. Akar stek disebut pula akar bibit yang masa hidupnya tidak lama. Akar ini tumbuh pada cincin akar dari stek batang. Sedangkan akar tunas merupakan pengganti akar bibit.

2. Batang

        Batang tanaman tebu (Saccharum sp.) beruas-ruas yang dibatasi   dengan buku-buku, dengan  diameter  3-5  cm,  dan  tinggi    batang    antara    2-5    meter    tidak bercabang (Indrawanto, et al 2010). Batang tanaman tebu beruas-ruas, dari bagian pangkal sampai pertengahan,  ruasnya  panjang-panjang,  sedangkan  dibagian  pucuk  ruasnya  pendek. 

Tinggi batang antara 2-5 meter, tergantung baik buruknya pertumbuhan, jenis tebu maupun keadaan iklim. Pada pucuk batang tebu terdapat titik tumbuh yang mempunyai peranan penting untuk pertumbuhan.

3. Daun

        Daun tanaman tebu adalah daun tidak lengkap, karena terdiri dari helai daun dan pelepah daun saja, sedang tangkai daunnya tidak ada. Kedudukan daun berpangkal pada buku. Di antara pelepah daun dan helaian daun terdapat sendi segitiga dan pada bagian sisi dalamnya terdapat lidah daun yang membatasi antara helaian daun dan pelepah daun. Ukuran lebar daun sempit kurang 4 cm, sedang antara 4-6 cm dan lebar 6 cm. Daun tebu berbentuk  seperti  pita,  tidak  bertangkai  dan  memiliki  pelepah  seperti  daun  jagung muncul berselingan pada bagian kanan dan kiri. Tepi daun kadang-kadang bergelombang serta berbulu keras.

4. Bunga dan Buah

        Bunga tebu merupakan malai yang bentuknya piramida, panjangnya antara 70-90 cm. Bunga tebu biasanya muncul pada bulan April-Mei. Bunganya terdiri dari tenda bunga yaitu 3 helai daun tajuk bunga. Bunga tebu berupa malai dengan panjang antara 50 -80 cm. Cabang bunga pada tahap pertama berupa karangan bunga dan pada tahap selanjutnya berupa tandan dengan dua bulir panjang 3-4 mm. Terdapat pula benang sari, putik dengan dua kepala putik dan bakal biji. Buah tebu seperti padi, memiliki satu biji dengan besar lembaga 1/3 panjang biji. Biji tebu dapat ditanam di kebun percobaan untuk mendapatkan  jenis  baru  hasil  persilangan  yang  lebih  unggul (Indrawanto,  dkk, 2010).



Klon Tebu
        Klon   adalah   suatu   kelompok   tanaman   dalam   suatu   jenis   spesies   tertentu   yang diperbanyak  secara   vegetatif   dengan   menggunakan   organ   tanaman   tertentu   dan kelompok tersebut memiliki sifat penciri tertentu yang berbeda dengan sifat yang dimiliki oleh kelompok tanaman lain yang juga diperbanyak secara vegetatif pada jenis yang sama (Mawardi, Surip dan Suhendi Dedy 2004).
        Klon tebu SB (Setyo Budi) merupakan koleksi dari plasma nutfah tebu yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Tebu (P3T) yang berlokasi di Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerja sama dengan PG GEMPOL KEREP Mojokerto sesuai dengan deskripsi klon tanaman tebu jenis SB1 dan SB4.

1.     Klon SB 1

        Klon  SB  1  merupakan  klon  koleksi  Pusat  Penelitian  dan  Pengembangan  Tebu  (P3T) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerjasama dengan PTPN XPG GEMPOL KEREP. Klon-klon ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan akan varietas Bululawang yang memiliki tingkat kemasakan akhir, toleran terhadap penyakit, toleran pada berbagai pH tanah, tahan kekeringan dan toleran pada tanah basa maupun asam. Klon SB 1 adalah hasil persilangan dari PL55 dengan VMC71/238 yang memiliki sifat morfologis yaitu bentuk batang ruas kelos dengan susunan ruas-ruas, warna batang hijau keunguan, warna daun hijau.

2.     Klon SB 4

        Klon  SB  4  merupakan  klon  koleksi  Pusat  Penelitian  dan  Pengembangan  Tebu  (P3T) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerjasama dengan PTPN XPG GEMPOL KEREP. Klon-klon ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan akan varietas Bululawang yang memiliki tingkat kemasakan akhir, toleran terhadap penyakit, toleran pada berbagai pH tanah, tahan kekeringan dan toleran pada tanah basa maupun asam. Klon SB 4 adalah hasil persilangan dari PS 862 + VMC 76 – 16 yang memiliki sifat morfologis yaitu warna batang ungu, warna daun hijau.


Manfaat tebu
Selain sebagai bahan baku pembuatan gula, berikut adalah manfaat lain dari tebu yang penulis ambil dari website: https://hortikultura.sariagri.id dan wajib diketahui oleh sobat pecinta tanaman.

1. Sumber bahan organik untuk kertas
        Dikutip dari World of Buzz, selain sarinya, ampas tebu ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kertas. Ampas tebu memiliki tekstur yang kering dan seperti bubur dan dapat digunakan dengan cara yang sama persis dengan penggunaan bubur kayu, itulah mengapa sisa ampas tebu memungkinkan dibuat menjadi kertas.

2. Biofuel yang ramah lingkungan dan terbarukan

        Percaya atau tidak, tebu juga bisa dijadikan biofuel. Ini berasal dari proses fermentasi tebu untuk menghasilkan molase, berupa cairan kental dan manis. Cairan inilah yang kemudian diproses dan diubah menjadi bahan bakar berbasis alkohol yang disebut etanol. Etanol telah menjadi bahan bakar terbarukan cukup populer pada sektor transportasi karena bersih, terjangkau dan rendah karbon.

3. Alternatif bahan baku pengemasan nabati

        Salah satu penemuan tebu terbaru adalah mengubahnya menjadi pengemasan yang berkelanjutan. Berdasarkan temuan terbaru, etanol dari tebu dapat diubah menjadi versi polietilen yang lebih ramah lingkungan dan merupakan komponen berbasis minyak asli yang ditemukan dalam bahan kemasan biasa.

4. Pengganti gula alami

        Mungkin hal satu ini sudah banyak diketahui, bahwa tebu dapat diolah menjadi pengganti gula alami paling populer. Seperti diketahui, tebu dapat diolah dan menghasilkan molase, sebagai bahan baku pembuat gula pengganti. Gula alami dari tebu bahkan dinilai lebih bermanfaat  bagi  kesehatan,  karena  kandungan vitamin dan  mineralnya  lebih  tinggi, seperti kalsium, kalium, magnesium dan zat besi.

5. Sepatu kets yang stylish dan keren

           Manfaat sampingan dari tebu ini memang belum banyak diketahui. Namun, produksi sepatu  kets dengan  memanfaatkan  tebu  sudah  dilakukan  sejumlah produsen  sepatu. Bahan baku alami dari tebu diklaim dapat menghasilkan produk yang tidak hanya lebih "hijau", namun juga keren dan nyaman saat digunakan. Faktanya, merek fesyen ternama, Timberland, baru-baru ini meluncurkan koleksi terbaru produk sepatu mereka, di mana komponennya  juga  menggunakan  tebu.  Koleksi-koleksi  ini  diklaim  tak  kalah  nyaman, bahan baku busa sol pada sepatu sepenuhnya memanfaatkan olahan tebu.Selain tebu, produk sepatu ini juga memakai olahan karet alam yang menambah kuat label sepatu ramah lingkungan.




Sumber

Kurnia, I Gusti Ayu Maya. (2012). Budidaya Tanaman Tebu. Bali: Pemerintah Kabupaten Buleleng Dinas Pertanian.

Pusat Pendidikan Pertanian. (2016). Agribisnis Tanaman Perkebunan Semusim-Budidaya Tanaman Tebu. Jakarta: Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementrian Pertanian.

Indrawanto, C., Purwono, S., Syakir, M., dan Rumini, W.  (2010). Budidaya dan Pasca Panen Tebu. Jakarta: ESKA Media. 

Mawardi, Surip dan Suhendi Dedy. 2004. Dasar-dasar pemilihan bahan tanam unggul dalam kaitannya dengan manajemen produksi dan mutu dalam materi kursus budidaya dan pengolahan hasil tanaman perkebunan. Jember.

https://hortikultura.sariagri.id/68732/ajaib-tanaman-tebu-ternyata-bisa-disulap-jadi- produk-tak-terduga/

https://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/tanaman-tebu/


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak