Bogor/PecintaTumbuhan.com – Halo sobat pecinta tumbuhan! Kali
ini kita akan membahas tumbuhan melati nih, salah satu bunga yang cukup
digandrungi di kalangan masyarakat. Mau tau informasi selengkapnya? Yuk simak
artikel di bawah ini!
Tanaman
melati (Jasminum spp.) merupakan
salah satu tanaman hias yang banyak digemari
masyarakat Indonesia. Tanaman melati banyak dijumpai terutama
di daerah tropis mulai dataran rendah hingga dataran
tinggi bergantung pada spesies atau jenisnya. Diperkirakan berjumlah ±
300 spesies (Jones &
Reed 1988). Menurut
Heyne (1987) melati
merupakan tanaman asli kepulauan nusantara. Di Indonesia ada tiga
spesies melati yang mempunyai potensi untuk dikembangkan yaitu Jasminum sambac Maid of Orleans,
Jasminum sambac Grand Duke
of Tuscany, dan Jasminum officinale. Pada bulan Juni 1990, bunga melati Jasminum Sambac Maid of Orleans dijadikan
sebagai “Puspa Bangsa”. Tanaman melati selain digunakan sebagai tanaman hias
taman atau tanaman pot, juga digunakan sebagai bahan baku parfum dan kosmetik,
pewangi teh, serta obat tradisional. Di samping itu digunakan pula sebagai
bunga rampai, rangkaian atau roncean.
Kunci keberhasilan penanaman
melati terletak pada
lingkungan hidupnya yang sesuai dan pemeliharaan atau perawatan yang
tepat.
Taksonomi
Menurut Mursito (2011), secara taksonomi melati dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum Sambac L.
Morfologi
Melatai
memiliki bentuk dan warna bunganya yang putih serta aromanya yang harum
menjadi ciri khas
dari melati. Melati
termasuk tanaman hias
perdu yang tingginya
dapat mencapai hingga 2 meter. Bunganya tunggal berwarna putih bersih
dengan mahkota terbuka. Sedangkan batangnya berbentuk bulat dam bercabang
dengan warna yang coklat. Daunnya berbentuk oval bulat-telur dengan permukaan
atas hijau mengkilap. Tumbuhan perdu basah, tingginya sampai 2,5m. Bunganya
berbentuk terompet, warnanya putih bersih.
Tumbuhan melati ini mengandung zat kimia benjil, livalilasetat dan indol. Banyak ditanam orang di halaman rumah dan di ladang ladang sampai setinggi kira kira 600m dari permukaan laut, sebagai tanaman bunga bungaan. Hampir di semua tempat pada iklim tropis, tanaman melati dapat tumbuh dan berkembang. Namun demikian, tanaman melati tidak dapat tumbuh atau akan tumbuh merana bila lingkungan sekitar tidak sesuai dengan syarat tumbuhnya. Faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan tanaman melati yaitu suhu, kelembaban, dan juga cahaya.
Jenis–Jenis
Di Indonesia ada tiga spesies melati yang mempunyai potensi untuk dikembangkan yaitu Jasminum sambac Maid of Orleans, Jasminum sambac Grand Duke of Tuscany, dan Jasminum officinale. Spesies Jasminum Sambac Maid of Orleans atau Jasminum Sambac Aid sendiri merupakan spesies yang sangat populer dan telah dinobatkan sebagai bunga puspa bangsa pada Juni 1990 serta banyak digunakan untuk rangkaian bunga dan pewangi teh (Suyanti dkk, 2003).
Manfaat Melati
Tumbuhan
melati memiliki beragam manfaat. Selain merupakan salah satu tanaman hias,
umumnya melati juga berkhasihat untuk mengobati diare, flu, demam, hingga
bengkak akibat gigitan serangga. Selain itu juga daun melati banyak digunakan
sebagai obat tradisional untuk mengobati
panas, batuk, luka
lebam, sebagai obat
kelebihan ASI, demam
(bersifat mendinginkan), sakit mata, sesak napas, dan obat sakit kepala. Manfaat kesehatan bunga melati juga
dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan membantu menurunkan berat
badan, mengobati sesak napas, mencegah kanker, menyembuhkan demam berdarah,
mengobati radang usus. Selain itu juga melati menjadi salah satu tanaman yang
seringkali dikembangkan menjadi bahan baku industri
minyak wangi, penyedap
teh hingga obat obatan. Wangi bunga melati banyak digemari masyarakat sehingga
melati banyak dikembangkan menjadi minyak wangi, pewangi ruangan, hingga aroma
terapi sehingga bunga melati seringkali diolah menjadi minyak atsiri.
Penulis
Arif Rahman Hakim
Sumber
https://bobo.grid.id
https://hortikultura.litbang.pertanian.go.id
http://e-journal.uajy.ac.id/12881/3/BL013472.pdf
(Cabe-puyang, warisan nenek moyang, hal 74), PT Karya Wreda
(Buku Pintar Tanaman Obat hal 175), PT
Agromedia Pustaka, 2008